Atau barat ya?
Pokoknya jalan-jalan ke PIK deh.
Jadi rencana pergi ke PIK ini sudah lumayan lama. Alasannya cuma satu sih sebenernya, mau kuliner. Bcs both of us really really really love to eat. Tak lain dan tak bukan, mb kmegan alias Icha.
Cuma masalahnya, Icha gak mau kalo ketemu disana karena takut nyasar. Padahal mah tinggal pake Waze atau Gmaps aja ya. Dan padahal... rumah dia di Bintaro. Sementara rumah gue di Rawamangun. Kalo di peta, lokasinya udah gak masuk akal. Sebagai gambaran kasar, kurang lebih seperti ini.
One thing led to another akhirnya gue naik kereta dari Palmerah ke Bintaro. Random abis. Tapi lumayanlah, gue udah lama gak pergi sendirian yang rada jauh. Biasanya pergi sendiri juga cuma ke kantor doang.
Terus akhirnya dari Bintaro, gue ketemu sama Icha, terus kami mulailah perjalanan kami ke PIK. Sejujurnya gue belom pernah naik tol itu kayanya, soalnya itu JORR terus arahnya ke barat, sementara rumah gue kan timur. Jalanannya cenderung kosong sih karena waktu itu juga weekend setelah lebaran.
Sampailah kami di PIK jam 10an gitu, hampir jam 11. Dengan keadaan lapar, belum tau mau makan apa. Tapi ternyata, makanannya belom pada buka dong. Ekspresi kami kurang lebih seperti ini.
Terus kami sempet ngeliat sebuah gedung geda bangettt, terus kaya "Wah apaan tuh? Kita kesana aja apa?" Yang ternyata... gedung Tzu Chi.
Pas mau masuk, Icha sempat membahas apakah disana akan berpasir, karena itu pantai, tapi kan hutan mangrove. Menurut Icha, mangrove adalah... tembakau. HAHA. Ya gapapa, manusia memang tempat salah dan lupa. Terus akhirnya Icha memutuskan untuk pake sepatu saja, karena di hutan mangrove harusnya gak ada pasirnya.
Terus yaudahlah, keliling-keliling, foto-foto. Oiya, masuk sana... sejujurnya gue lupa. Pokoknya 70k buat berdua, udah termasuk buat parkir mobil. Tapi itu belum termasuk tiket buat naik perahu. Padahal gue udah agak excited mau naik perahu, tapi gajadi karena mager juga buat mendayung he.
Muka sudah meringis saat di foto karena menahan panas. Udah mana pas lagi jalan-jalan ada yang lagi syuting vclip. Random abis. Puas keliling, gue sama Icha ngeliat hammock terus duduklah kami disana. Tapi ternyata ada beberapa anak kecil usil yang ngelemparin kami pake semacem potongan kayu kecil (gue gatau itu istilahnya apa), gara-gara mereka sebenernya mau duduk di hammock juga. Terus yaudah deh karena panas dan gondok juga, kami cabut nyari makan.
We decided to eat meat, walaupun masih agak bingung mau dimana. Akhirnya kami ke Ruko Garden House, liat-liat beberapa makanan disana terus akhirnya nyobain Masizzim karena ada salted-egg rib yang katanya cukup-untuk-bertiga. Sebagai manusia-manusia yang suka makan banyak, ya tertarik dong. Terus yaudah deh makan disana, kebetulan lagi ada promo juga buat appetizer dan minuman. Terus yaudah deh makan. Enak mayan dan yang pasti kenyang.
Noice place, noice food |
Hello from "Forbidden City" |
Lanjutlah kami ke "pulau" itu. Like srsly waktu itu excited banget sok keluar dari Jawa walaupun gak jelas juga itu dimana. Dan pas sampai di pulau itu, kosong. Well gak kosong sih, jalanannya udah jadi, udah ada banyak tenant makanan gitu tapi gak ada orang sama sekali. Kaya di kota mati. Tapi pas kami jalan kesana, emang ada beberapa mobil yang kesana, salah satunya angkot.
[Sejujurnya gue mau masukin video IG story gue tapi entah kenapa agak error. Sorryyyy]
Terus yaudahlah, lanjut muterin PIK lagi. Tadinya mau ke PIK Avenue tapi kok 15 menit lebih nyari parkiran gak ketemu. Bahkan gak ketemu pintu buat naik ke gedung parkir. Muter muter dan putus asa, dan Icha pengen nyari dessert juga. Akhirnya kami pergi ke... Sency.
Mendekati Sency, gue baru mulai ngecek DM di IG gue dan salah satu teman gue ngebales post gue. Berikut percakapannya:
Jadi... gue sebenernya ke Forbidden Island bahkan. Udah mana pas gue ceritain ke Icha, Icha malah ngomong, "Hah? Reklamasi apaan?" RIP news.
Yaudah deh, muter-muter Sency, makan TLJ, terus balik.
It was fun. Also, dumb & dumber strikes again!
No comments:
Post a Comment