Tuesday, January 19, 2016

Hopeless Romantic

I've always been, and maybe will always be, a hopeless romantic. There, I said it. And well, I'm kinda proud with it. As a hopeless romantic, I'm in love with the idea of love. Someone told me that it's kinda pathetic. Terus gue ampe berdebat sama orang itu semalam suntuk. Iya, anaknya emang suka berdebat tentang hal ngga penting. But that's not the point of this post. This is just some random post about my thought, about romance, as a hopeless romantic. This is me, being extremely excited after reading some romantic novels. This is me, being extremely excited with fictional character's life. This is me, being happy again after mourning for almost a month.

Where should I start? Akhir tahun memang selalu kurang baik buat gue. Kalo sebelumnya gue tau kalo pada akhirnya hubungan gue emang udah nggak terselamatkan lagi, yang berakhir dengan selesainya hubungan gue di awal tahun, akhir tahun kemarin pun kurang lebih seperti itu. It was a complicated relationship and one day he just gave up. I wonder why people give up easily for something that make them happy. Or maybe I'm just not that worthy to be fight for. ((Lha jadi galau)) Well, ital. latar belakang dari mourning period gue. Sebenernya nggak segitunya juga sih, gue jadi lebih banyak wondering aja kemaren. Sedih dikit tapi yaudah. I should've known, udah diingetin juga ama orang dari beberapa waktu sebelumnya, jadi gue lebih biasa aja. Berdasarkan kejadian kemarin, gue jadi sadar kalau... sesuatu yang emang bukan jodoh, mau dipaksain kayak gimana juga nggak bakal jadi. Karena kalo mau flashback, ceritanya udah dari tingkat 2. Basi banget nggak sih. Jadi yaudah deh. Eventually, everything will come to an end.

Baiklah mari kita lanjutkan. Seperti yang sudah gue ceritakan juga sebelumnya, selama liburan gue marathon nonton Friends. Dan walaupun semua orang bilang cinta segitiga antara Ross-Rachel-Joey mirip sama Ted-Robin-Barney, I strongly disagree. Menurut gue beda banget. Robin nggak pernah ngejar-ngejar Ted. Dan menurut gue, Robin dan Barney sangat dapet chemistry-nya. Makanya gue sebel banget ama endingnya HIMYM. Nah balik lagi ke Friends, gue ngerasa Rachel dan Ross lebih complicated. Kenapa? Karena bahkan setelah putus, mereka masih saling suka. Gue sih sebenernya geregetan banget ama mereka berdua karena sering nggak jujur sama perasaan mereka masing-masing. Atau ada pengaruh karena itu cerita sekitar 10-20 tahun yang lalu? Mungkin orang-orang di masa itu lebih nggak enakan. beda ama orang jaman sekarang yang biasanya lebih blak-blakan. Anywayyyy hubungan mereka bukan yang mau gue bahas!!! d000h I should stop being ngalor ngidul kalo ngomong atau nulis. Sebel banget ama diri sendiri yang super nggak fokus kalo ngerjain sesuatu.

Gue sangat suka sama pasangan Chandler-Monica. I MEAN, GEEEEEEZZZ DIMANA SIH NYARI COWO YANG KAYA CHANDLER?!?!?!?!?!?! Call me weird, tapi gue sih personally suka banget sama Chandler. Lucu iya, pinter iya, cuma agak drama aja. But we all need some drama in our life, right? Chandler dan Monica adalah bukti nyata kalo cewe-cewe drama harus mendapatkan cowo yang jauh lebih tenang dan bersikap sangat suportif. Duh maaf ya ini lagi vakum nonton Friends, jadi gue lupa bagian mana aja yang gue suka. Tapi overall, gue sangat suka chemistry mereka. Sebenernya Chandler juga drama sih, sering kali freak out karena beberapa hal. Tapi saat Chandler lagi kaya gitu, Monica bisa gantian jadi orang yang suportif buat Chandler. Lucu banget deh mereka berdua!!! Seneng aja ngeliatnya. Keduanya bisa bertukar peran, tergantung siapa butuh apa. Gue seneng banget ngeliat Chandler yang selalu sweet ke Monica, bisa membantu mencari hal positif di tiap ketidakjelasan Monica. Dan begitu pula sebaliknya. Geez, I like them a lot.

Terus salah satu novel yang gue beli kemarin adalah Sunset Holiday, tulisannya Nina Ardianti. Ini adalah novel kedua yang dia tulis berdua, sekarang sama Mahir Pradana. I do love the book. Terima kasih, terima kasih yang sebesar-besarnya. Gue suka banget bacanya, karena ini ceritanya tentang orang yang saling suka waktu lagi traveling bareng. Gue jadi ngebayangin gimana rasanya Eurotrip. Gue bahkan udah berjanji one day gue harus Eurotrip, semoga ada yang menemani :-) Novel ini sangat cocok untuk kamu yang butuh cerita-cerita yang nggak terlalu berat. Duh suka banget deh sama bukunya. Gue sudah banyak baca novelnya Kak Nina (sok akrab) dan gue suka semuanya. Mulai dari Fly to the Sky, Restart, Glam Girls, terus berbagai cerita pendek kayak Meet Cute dan Stuck, terus sekarang ada lagi yang baru yaitu Screwed. Dan yang bikin gue excited adalah, karena tokoh di novel A ternyata berhubungan dengan tokoh di novel B, dan seterusnya. Senang sekali bacanya. Gue merasa punya ikatan emosional dengan para tokohnya. Yes I know ini lebay abis. Tapi mau gimana dong hmhmhmhm. Gue seneng karena tokoh-tokoh yang ditulis punya karakter yang kuat. Dan yang bikin gue makin menjerit sendiri di kamar kosan kemarin, dengan pipi bersemu dan kaya salting sendiri adalah... ternyata Nina dan Mahir adalah pasangan. NYAW. Lutuna. Gue jadi ngebayangin kalo one day gue ama pacar gue bikin tulisan bareng. Tapi itu susah sih, nggak banyak cowo yang suka nulis, apalagi kalo genre-nya romance gitu hahaha. Gue semakin jatuh hati sama bukunya, semakin merasa bukunya super unyu. If you're looking for some romance book, I definitely recommend this one.

Dan tahu nggak apa? As a hopeless romantic, I suddenly happy. Gue bahkan jadi ngerasa kalo gue yang lagi jatuh cinta. Dan tentunya, standar unyu gue jadi akan semakin meningkat dan semakin non sense. But whatever.  Pasti banyak banget yang nggak ngerti kenapa gue bisa senang cuma karena hal tersebut. Let me tell you something about being a hopeless romantic. We're in love with the idea of being in love. Ini yang katanya pathetic. Padahal menurut gue somehow ini membantu. I mean, I don't have to be in a perfect relationship. I just need to read, watch, or listen to some lovely story, terus rasa senangnya akan menular. As simple as that. The idea of being in love fascinates me. It makes me happy, tanpa harus punya yang real. Dan terima kasih untuk Sunset Holiday dan Friends, I'm happy. Like fall-in-love happy. Mungkin ini yang bikin gue betah dengerin cerita-cerita dan segala curhatan orang. Karena gue senang mendengarnya. Their happiness is kinda contagious. Mungkin ini alasan gue rela diusik jam 2 pagi cuma buat dengerin curhatan orang tentang ini itu. You have no idea how happy I am kalo ada temen gue yang lagi dideketin atau baru jadian. Kadang rasanya kaya gue yang lagi dideketin atau baru jadian.

And if you're also a hopeless romantic but someone told you that it's pathetic, just ignore them. Believe me. Walaupun kadang jadinya susah sih karena ekspektasi past jadi sangat tinggi karena udah terlalu banyak dicekokin ama hal-hal yang too good to be true, but you could be fall-in-love happy without even have to be really in love. Because admit it, as you're getting older, it would be harder to be in love. And sometimes we need that kind of happy.

1 comment:

  1. "Because admit it, as you're getting older, it would be harder to be in love."

    ReplyDelete